SENJARI.COM, SAROLANGUN – Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak Kabupaten Sarolangun, telah resmi dimulai dan kini tahapan pemilihan masuk dalam verifikasi berkas pencalonan.
Salah satu panitia pelaksana Pilkades di Desa Kampung Tujuh, Kecamatan Cermin Nan Gedang Kabupaten Sarolangun mengaku kesulitan dalam menetapkan nama calon.
Panitia Pelaksana Pilkades Desa Kampung Tujuh, Fauzi menceritakan, awalnya di Desa itu terdapat tiga berkas pencalonan.
Dari ketiga berkas pencalonan kepala desa tersebut, terdapat salah satu dari calon memiliki ijazah terlampir paket dan disinyalir terdapat kejanggalan.
“Jadi kami dari panitia bukanlah menvonis ijazah itu sah atau tidak, cuma kami verifikasi mana yang dirasa janggal atau palsu kami sampaikan kepada yang bersangkutan,” katanya, Jumat (26/8).
Menurut Fauzi, ijazah paket B yang dikeluarkan satuan PKBM Maju Terus milik salah satu calon tersebut kini diragukan keabsahannya oleh panitia pelaksana Pilkades.
“Timbul keraguan kamu diijazah ini, biasanya ijazah itu ditulis tangan tapi ini diketik. Kemudian nama kepala satuannya kurang pas antara yang di fotocopy dengan dilegalisir,” ujarnya.
Panitia yang merasa janggal lantas berkordinasi dengan Dinas Pendidikan Sarolangun. Lanjutnya, sehingga dilakukan pengecekan di Dapodik.
Masih dikatakan Fauzi, dari hasil penelusuran di Dapodik, jika di cek melalui nomor induk yang bersangkutan data yang keluar sesuai dengan KK dan ijazah SD. Namun tidak menunjukkan data ijazah paket tersebut.
Sedangkan jika dilihat melalui Nomor Induk Nasional atau SN sesuai yang tertera di ijazah, terdapat kekeliruan antara nomor induk dan tanggal lahir berbeda.
“Jadi kami merasa keliru dan tidak paham hingga kami sampaikan ke Diknas dan belum mendapati informasi pasti,” ungkapnya.
Sementara itu, Fauzi membeberkan panitia juga pernah menelusuri keabsahan ijazah tersebut melalui lokasi pengeluaran ijazah itu namun belum mendapati hasil memuaskan.
“Kami telusuri lagi ketempat dimana yang bersangkutan itu sekolah, namun hasilnya belum memuaskan karena belum ketemu dengan yang bersangkutan,” jelasnya.
Fauzi mengungkapkan, akibat dari persoalan itu panitia kini belum berani untuk menetapkan nama calon dan berharap petunjuk lebih dari pihak-pihak yang kompeten.
“Sebelum kami menetapkan ini, kami merasa minta bantu sebagaimana bagusnya untuk panitia. Apakah didiskualifikasi atau diteruskan,” pungkasnya. (Dwi)
Discussion about this post