SENJARI.COM, JAMBI – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi mencatat jumlah penduduk miskin di Jambi pada Maret 2022 mencapai 279,37 ribu orang.
Dibandingkan September 2021, jumlah penduduk miskin menurun 490 orang. Sementara jika dibandingkan dengan Maret 2021, jumlah penduduk miskin menurun sebanyak 14,49 ribu orang.
Kepala BPS provinsi Jambi Agus Sudibyo mengatakan persentase penduduk miskin pada Maret 2022 tercatat sebesar 7,62 persen, menurun 0,05 persen poin terhadap September 2021 dan menurun 0,47 persen poin terhadap Maret 2021.
“Secara umum, pada periode September 2011–Maret 2022, tingkat kemiskinan di Jambi mengalami penurunan, baik dari sisi jumlah maupun persentase, perkecualian pada Maret-september 2015 mengalami kenaikan cukup signifikan. Pada September 2020 dan Maret 2021 kembali mengalami kenaikan setelah cukup lama melandai. Kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode Maret-September 2015 dipicu oleh dampak kebakaran hutan, sementara itu, kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode September 2020 dan Maret 2021 disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, ” kata Agus Sudibyo dalam rilis Berita Resmi Statistik di ruang rapat kantor BPS, Selasa (2/8/2022).
Lebih lanjut disampaikan Agus, Untuk disparitas kemiskinan perkotaan dan perdesaan masih tinggi. Terkait Garis Kemiskinan pada Maret 2022 adalah sebesar Rp 545.870,- per kapita per bulan. Dibandingkan September 2021, Garis Kemiskinan naik sebesar 5,54 persen atau dibandingkan Maret 2021, terjadi kenaikan sebesar 7,80 persen.
Menurutnya, peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Besarnya sumbangan GKM terhadap GK Maret 2022 sebesar 75,39 persen.
“Pada Maret 2022, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK, baik di perkotaan maupun di pedesaan, pada umumnya hampir sama. Beras masih memberi sumbangan terbesar di perdesaan yakni sebesar 20,41 persen, sedangkan di perkotaan sebesar 15,00 persen. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar di perkotaan yaitu sebesar 15,77 persen, sedangkan di pedesaan sebesar 15,66 persen,” tutupnya. (*)
Discussion about this post