SENJARI.COM, MUARO JAMBI – Maraknya penjarahan benda purbakala dan emas di Sungai Batanghari membuat masyarakat Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi dan sekitarnya merasa resah dengan aktivitas pencarian tanpa izin didasar Sungai Batanghari tersebut.
Pasalnya, aktivitas pencarian benda purbakala tersebut bukan hanya ilegal, aktivitas tersebut juga merusak ekosistem, lingkungan dan transportasi di Sungai Batanghari.
“Para nelayan banyak yang mengeluh, akibat aktivitas itu, air sungai batanghari menjadi keruh, mengakibatkan kesulitan untuk mencari ikan,” kata Plt Camat Kumpeh, Widyawati saat dihubungi melalui pesan whatsapp. Selasa (25/7/2023).
Pantauan dilapangan, terlihat puluhan kapal terparkir di sungai yang dilengkapi dengan mesin khusus pencari barang didasar air, walaupun pemerintah dan aparat setempat telah memasang papan dan sepanduk himbauan larangan pencarian benda purbakala, namun para pelaku tak mengindahkan himbauan tersebut.
“Sepanduk yang kita pasang bertuliskan “Larangan Pencarian Tanpa Izin” di lokasi pencarian benda purbakala itu hanya bertahan beberapa hari, besoknya langsung dilepas oleh mereka,” sambungnya.
Ditambahkannya, Pemerintah Kecamatan Kumpeh telah menolak adanya aktivitas pencarian benda purbakala, namun ada sebagian masyarakat yang mencari makan dari hasil pencarian ilegal tersebut.
“Dari Camat Kumpeh defenitif sebelumnya, kita sudah menolak, namun ada sebagian masyarakat yang mendukung karena mencari nafkah disitu, sebelumnya Sekda Pemkab Muaro Jambi, TNI dan Polri sudah pernah turun ke lokasi, cuma disaat mereka turun ke lokasi, para pelaku ini tidak beraktivitas, berartikan sudah bocor informasinya ke pelaku,” ujarnya.
Selain itu, para pencari benda purbakala ini kebanyakan berasal dari daerah luar Provinsi Jambi, masyarakat Kelurahan Tanjung dan sekitanya, hanya sebagian yang ikut bekerja aktivitas pencarian ilegal. “Masyarakat disini hanya sebagian, banyak berasal dari luar Jambi,” tandasnya.
Widiyawati menambahkan, bahwa memang banyak potensi peninggalan sejarah didaerah tersebut, diketahui ada situs Candi Pematang Duduk yang bertepat berdekatan dilokasi sungai batanghari tepatnya di Kelurahan Tanjung.
“Lokasi itu pusat pelabuhan tuo, diketahui di dasar sungai tersebut banyak peninggalan sejarah seperti kerajaan terdahulu, seperti emas, keramik, piring, patung, emas dan masih banyak lainnya yang belum kita ketahui,” tandasnya. (*)
Discussion about this post