SENJARI.COM, JAMBI – Asrama Panti Multi Layanan yang berlokasi di depan LP Jambi, menyediakan kuota 30 orang penyandang disabilitas untuk dibina. Namun sejak dibuka pada awal Januari lalu, hingga kini baru terisi 13 orang. Hal ini disebutkan oleh Kepala Dinas Sosial Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Arief Munandar.
Arief mengatakan kemungkinan ada sejumlah faktor yang menyebabkan belum terisinya kuota tersebut. Pertama, karena sebagian besar keluarga penyandang disabilitas, adalah orang yang mampu dan bisa merawat keluarganya yang merupakan penyandang disabilitas tersebut. Kedua, banyak masyarakat Jambi yang tidak tega, untuk melepas anggota keluarganya dititipkan ke panti tersebut.
“Ini yang terjadi di lapangan. Mereka merasa tidak tega melepas keluarganya. Ada kemarin itu mau ngantar keluarganya, tapi pas susah sampai, malah dibatalkan karena tak tega. Kemudian, karena mereka merasa masih mampu merawat,” katanya.
Arief mengatakan, memang yang berhak menghuni asrama panti multi layanan itu, adalah penyandang disabilitas yang tidak mampu secara ekonomi, dan yang terlantar. “Sebelum masuk, kita cek dulu apakah memenuhi syarat atau tidak,” katanya.
Arief menyebutkan, selain itu, kemungkinan keberadaan panti ini juga belum tersosialisasikan secara maksimal. Sehingga masih banyak yang belum tau, bahwa ada panti yang bisa membina penyandang disabilitas, untuk bisa mandiri di kemudian hari.
Panti ini sendiri, didirikan untuk membina para penyandang disabilitas yang tak mampu, agar bisa mandiri di kemudian hari. Di panti ini, lanjut Arief, mereka akan dilatih keterampilan, seperti cucian mobil, beternak ikan, serta lain sebagainya.
“Agar mereka tidak terus menerus ketergantungan dengan orang lain. Setidaknya bisa mandiri untuk kebutuhan hidupnya sendiri. Tapi, kami belum bisa memastikan dan menjanjikan berapa lama yang dibutuhkan untuk melatih mereka,” katanya.
Tidak terpenuhinya kuota tersebut, menurut Arif ada sisi positifnya. Yakni, jika sewaktu-waktu ada kebutuhan mendadak untuk menempati kuota panti itu, pihaknya tidak kewalahan melayani kebutuhan itu.
“Kalau nanti sewaktu-waktu kebutuhan mendadak, tempat tersedia,” tandasnya. (*)
Discussion about this post