SENJARI.COM- Edi Purwanto secara resmi dilantik menjadi anggota DPR RI Periode 2024-2029, Selasa (1/10) di Gedung Nusantara, Kompleks MPR/DPR/DPD RI. Edi Purwanto merupakan politisi dari Partai PDI Perjuangan yang terpilih dengan suara sebanyak 81.984.
Edi Purwanto bukanlah orang baru dalam dunia perpolitikan, sebelumnya Edi Purwanto merupakan pimpinan DPRD Provinsi Jambi dua periode. Pada 2014-2019, Edi Purwanto diamanahkan dengan jabatan Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, sementara di 2019-2024, Edi Purwanto diamanahkan sebagai Ketua DPRD Provinsi Jambi.
“Alhamdulillah secara resmi, hari ini saya di lantik, dan tentu untuk sampai disini ada banyak dukungan dan harapan besar dari masyarakat Jambi kepada saya. Insha allah, doakan saya untuk terus memperjuangkan aspirasi yang selama ini masih belum tersampaikan di tingkat Nasional. Mohon doa dan dukungan semuanya,”ujarnya.
Saat ini, Edi Purwanto juga menjabat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Jambi. Edi Purwanto dikenal sebagai tokoh muda Jambi yang turut berpengaruh dalam pembangunan Provinsi Jambi. Mantan aktivis kampus ini juga dikenal sebagai seorang politikus muda yang berhasil di dunia politik.
Pada 2005 dirinya bergabung ke PDI Perjuangan dan mendapat kepercayaan untuk menjadi wakil ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Jambi. Lima tahun menjadi wakil Ketua, pada 2010 Ia mendapat mandat menjadi sekretaris PDI Perjuangan Provinsi Jambi. Tepat pada 2015 saat usia 34 tahun, Ia mendapat mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati untuk menjadi Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Jambi hingga saat ini.
Sementara itu, Persoalan konflik lahan saat menjadi Ketua DPRD Provinsi Jambi menjadi satu diantara persoalan yang fokus diselesaikan olehnya melalui gebrakan pembentukan pansus konflik lahan DPRD Provinsi Jambi yang menjadi buah pikirnya dan satu-satunya dibentuk di Indonesia. Sementara itu, terkait dengan kelompok Suku Anak Dalam (SAD) juga menjadi pemikiran olehnya, bagaimana kesejahteraan SAD terus menjadi prioritas pemerintah di tengah perkembangan keberlangsungan hidup saat ini.
“Pansus konflik lahan kita bentuk dengan berbagai tantangan, namun alhamdulillah lewat pansus konflik lahan ini, terbukti konflik lahan bisa selesai dengan baik, yakni konflik lahan 37 tahun antara suku anak dalam dengan satu koorporasi,”ungkapnya.
Disisi lain, terkait dengan SAD di Provinsi Jambi, Edi Purwanto secara langsung berkomunikasi dengan berbagai pihak diantaranya dengan Menteri Sosial saat itu, Tri Rismaharini. Edi Purwanto memberikan gagasan bagaimana ada kawasan hunian khusus untuk SAD dan mendorong kemandirian ekonomi masyarakat SAD dan ini nantinya akan terus diperjuangkan selama di Senayan.
Sosok Edi Purwanto.
Edi Purwanto baru saja menyelesaikan program doktornya di Fakultas Hukum Universitas Jambi pada September 2024 lalu dengan IPK 4.00. Anak kedua dari empat bersaudara ini lahir di Batu Putih, Sarolangun, pada 4 Juli 1980. Edi Purwanto memulai pendidikan dasarnya di SD 327 Batu Putih, dari 1987 hingga 1993, kemudian melanjutkan ke SMP 2 Singkut pada tahun 1993 hingga 1996. Kemudian melanjutkan sekolah di MAN Model Jambi pada kurun waktu 1996 hingga 1999.
Selesai di MAN Model Jambi, Edi Purwanto melanjutkan kuliah ke S1 IAIN STS Jambi dan lulus pada 2004. Dengan prestasi akademisnya, ia bisa melanjutkan ke S2 Universitas Indonesia dan lulus pada 2008. Perjalanan karir Edi Purwanto tidaklah mudah, anak penyadap karet ini harus meniti karir dengan perjuangan yang cukup panjang.
Berpeluh menjadi seorang penyadap karet, sempat dilakoninya untuk membiayai pendidikannya. Di tengah teman-teman seusianya menikmati masa remaja dengan menghabiskan waktu untuk bermain, sejak kelas 2 SMP di Singkut, Sarolangun, usai shalat subuh setiap pagi Edi Purwanto harus menyadap karet, tidak lantas istirahat usai menyadap karet, sesampai dirumah Ia kembali melanjutkan pekerjaan rumah untuk mencuci piring yang setelah itu baru berangkat sekolah.
“Setelah sekolah pulang sekolah kemudian shalat kemudian makan. Nah habis makan bukan istirahat tapi bekerja lagi, berkebun seperti kacang panjang, kacang kedelai, cabe hingga kacang tanah, karena ikut orang kan,”terang Edi.
Hal ini menjadi rutinitas yang dilakukan olehnya hingga akhirnya masuk ke Man Model Jambi. Saat disini pun, Ia juga bekerja sebagai pembersih botol minuman berperasa atau dikenal botol limun. Perjuangan yang cukup keras hingga mencari beasiswa kuliah untuk mewujudkan tekad merubah takdir hidup Ia lakoni dan prinsip “Man Jadda Wa Jadda” membawa karir seorang anak penyadap karet dari desa Batu Putih, Sarolangun ini menghantarkannya menjadi anggota DPR RI. (*)
Discussion about this post