SENJARI.COM, JAMBI – Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Jambi mencatat Januari 2025 terjadi deflasi sebesar 0,13 persen dengan inflasi tahun ke tahun sebesar 0,46 persen.
Kepala BPS provinsi Jambi Agus Sudibyo menerangkan penyumbang utama deflasi secara bulan ke bulan (m to m) adalah kelompok Perumahan, Air, Listrik dan Bahan bakar Rumah Tangga dengan andil inflasi sebesar 1,19 persen.
“Penyumbang utama deflasi disebabkan karena adanya diskon tarif listrik untuk pelanggan rumah tangga sebesar 50 persen dengan daya 2200 VA, ” Kata Agus Sudibyo.
Lebih lanjut Agus Sudibyo menerangkan kenapa itu sangat berdampak? itu karena tarif listrik menjadi penimbang terbesar di kota Jambi dan Muara Bungo.
“Artinya kalau penimbang terbesar penurun sedikit saja terhadap tarif listrik maka akan berdampak signifikan terhadap deflasi ataupun inflasi yang terjadi, ” ujarnya.
Agus Sudibyo menambahkan dari tiga wilayah yang diukur inflasinya maka tingkat inflasi y on y tertinggi di Kabupaten Kerinci sebesar 1,24 persen dan terendah terjadi di kota Jambi sebesar 0,16 persen.
“Muara Bungo IHK sebanyak 105,96 dengan inflasi m to m mencapai -0,47 persen, Kabupaten Kerinci IHK 107,97 dengan inflasi m to m 0,65 persen dan Kota Jambi IHK 105,02 dengan inflasi m to m -0,31 persen, “ujarnya.
Adapun 10 komoditas penahan inflasi bulan ke bulan atau Januari 2025 terhadap desember 2024 meliputi tarif listrik, petai, tomat, beras, jeruk, ikan nila, ketimun, jengkol, pisang, udang basah.
Sedangkan untuk komoditas pendorong inflasi bulan Januari 2025 terhadap Desember 2024 yakni Cabai merah, daging ayam ras, cabai rawit, bawang merah, kentang, bayam, terong, kangkung, minyak goreng dan bensin.
“Untuk komoditas pendorong inflasi tahun ke tahun meliputi emas perhiasan, minyak goreng, daging ayam ras, kopi bubuk, bawang merah, cabai rawit, sigaret kretek mesin, kontrak rumah, ikan nila dan pempek,“ tutup Agus Sudibyo. (*)
Discussion about this post