SENJARI.COM, GUNUNGKIDUL – Jasa Raharja meluncurkan program inovatif “Bakti Talenta Jasa Raharja” (Beta-JR), di Dukuh Karangrejek, Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Program ini dibuka oleh Asisten Deputi Bidang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Kementerian BUMN, Edi Eko Cahyono, dan Direktur Operasional Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana, yang juga dihadiri perangkat desa setempat.
Asisten Deputi TJSL Kementerian BUMN, Edi Eko Cahyono, dalam sambutannya mengapresiasi inovasi Jasa Raharja dalam mengimplementasikan program TJSL.
Menurutnya, program Beta-JR adalah contoh nyata bagaimana kreativitas dapat mendorong program TJSL yang tidak hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan pengalaman mendalam bagi peserta dan masyarakat. “Inisiatif seperti ini patut menjadi inspirasi bagi BUMN lain,” tuturnya.
Direktur Operasional Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana, juga menyampaikan apresiasi terhadap semangat para pegawai muda Jasa Raharja yang terlibat dalam program ini. “Program ini memungkinkan pegawai kami memahami langsung permasalahan masyarakat dan menjadi bagian dari solusinya. Dengan mendekatkan diri kepada masyarakat, kami tidak hanya menjalankan misi sosial Perusahaan, tetapi juga menciptakan dampak nyata di lapangan,” jelasnya.
Beta-JR diikuti oleh 15 peserta perwakilan kantor cabang Jasa Raharja dari seluruh Indonesia. Salah satu tujuan program ini adalah untuk mewujudkan desa wisata berkeselamatan. Beta-JR menjadi wadah bagi pegawai muda Jasa Raharja, khususnya generasi milenial dan Gen Z, untuk menyalurkan ide dan kreativitas mereka dalam membina masyarakat melalui program TJSL.
Program Berkelanjutan Kegiatan Beta JR berlangsung dari 19- 23 November 2024. Selama lima hari, para peserta menjadi relawan yang aktif berkontribusi dalam berbagai agenda, termasuk sosialisasi keselamatan berkendara, literasi pajak kendaraan, pendidikan lalu lintas di sekolah, kampanye pencegahan stunting, pembinaan potensi pariwisata, pentas budaya, serta upaya konservasi lingkungan.
Untuk mempererat hubungan dengan masyarakat, peserta juga akan tinggal di rumah warga setempat sehingga dapat berinteraksi langsung dan memahami lebih dalam kebutuhan serta permasalahan desa.
Nantinya, relawan Beta-JR juga melakukan observasi guna mengidentifikasi isu utama yang dihadapi masyarakat. Hasil observasi ini akan menjadi dasar untuk penyusunan solusi jangka panjang, memastikan program tidak berhenti sebagai kegiatan sekali waktu.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, para relawan akan datang kembali untuk memberi solusi program sebagai aksi yang lebih nyata. Dengan demikian, diharapkan memberikan dampak nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat Desa Karangrejek.
Dukuh Karangrejek dipilih sebagai lokasi kegiatan karena memiliki beragam potensi, mulai dari budaya, ekonomi, pertanian, hingga sumber daya manusia, yang perlu dikembangkan. Namun di sisi lain, desa dengan 6.268 jiwa ini juga menghadapi tantangan seperti tingginya angka kecelakaan lalu lintas (urutan kedua di Provinsi DIY), prevalensi stunting, dan kebutuhan peningkatan kesadaran akan pentingnya keselamatan berkendara.
Dengan hadirnya Beta JR, diharapkan masyarakat Desa Karangrejek dapat berkembang lebih baik, baik secara sosial maupun ekonomi, sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih aman. (*)
Discussion about this post