SENJARI.COM, JAMBI – Akibat dilanda musim kemarau, ada sebanyak Delapan desa di landa kekeringan atau krisis air bersih.
Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jambi, Bachyuni Deliansyah. Dia mengatakan dari 1.414 desa di Provinsi Jambi tercatat ada delapan desa yang mengalami kekeringan alias krisis air bersih.
“Iya, ada desa di Kabupaten Muaro Jambi dan Tanjab Timur,” katanya pada Selasa (12/9/2023).
Untuk itu, pihaknya juga sudah memetakan dan nantinya akan diperbantukan personel kalau memang diperlukan.
“Saya juga meminta kepada kepala BPBD kabupaten dan kota untuk bantu air bersih dan koordinasi bersama TNI dan Polri untuk mencatat di mana desa-desanya dan dibagi airnya,” katanya.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) Stasiun Meteorologi Sultan Thaha-Jambi mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang terjadi di Provinsi Jambi.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Sultan Thaha-Jambi, Ibnu Sulistyono menyampaikan peringatan dini ini untuk periode 11-16 September 2023 karena masih puncak musim kemarau.
“Ini warning setidaknya 11 – 16 September 2023 potensi asap muncul lagi karena kurang atau rendah curah hujan,” kata Ibnu.
Meskipun beberapa hari lalu Jambi diguyur hujan, namun kabut asap tipis masih terasa di wilayah Kota Jambi, apalagi 11-16 itu curah hujan kategori rendah. Namun pada 17 dan 18 September potensi pertumbuhan awan hujan sudah naik atau tinggi. Dalam waktu ini bisa dilakukan TMC atau hujan buatan untuk memicu turunnya hujan.
“Tetap waspada pada masa puncak musim kemarau di September ini dan juga waspada kurangnya air bersih di puncak musim kemarau,” pungkasnya.
Discussion about this post